around the world with science

welcome

Lembaran ilmu telah menanti tuk kita genggam, se-atom apapun ilmu dapat menghasut dunia,,, Ketika bumi pun semakin keriput, tak ada yang dapat dilakukan tanpa ilmu baik Qauliyah maupun Qauniyah, bila kita hanya menantikan do'a dan mu'jizat yang datang dari-Nya itu akan sia-sia, keberuntungan akan berpihak bagi siapa yang berfikir dan yang dikehendaki-Nya.

Mari! Mengenal Pendidikan kita,,,,



Hardiknas (Hari Pendidikan Nasional).

Peringatan ini tentunya menjadi salah satu peringatan yang maha besar bagi sejarah pendidikan nasional kita. Peringatan yang diadakan pada tanggal 2 Mei ini tentu juga memiliki arti yang sangat dalam tentang tokoh pendidikan nasional kita. Ya, siapa lagi kalu bukan bapak Ki Hajar Dewantara. Beliau adalah seorang pahlawan pendidikan dalam kemerdekaan Bangsa Indonesia. Beliau juga telah banyak mendirikan beberapa sekolah di Yogyakarta. Semangat nasionalis tentang dunia pendidikanpun beliau tanamkan pada dirinya. Berbeda dengan peradaban yang sudah sangat maju ini. Banyak para pemuda, enggan menanamkan jiwa kependidikan dalam dirinya. Ya, walaupun jenis pendidikan sekarang sudah beragam, misalnya pendidikan formal yaitu di sekolah, pendidikan di masyarakat kursus, bahkan pendidikan di rumah kita sekalipun juga ada.
Pendidikan memang memiliki suatu acuan mengenai “BELAJAR”. Ya, belajar, belajar dan belajar. Belajar juga dapat membawa seorang murid kepada semua jenis-jenis perasaan dirinya. Diantaranya senang, sedih, bosan, bersemangat bahkan marah sekalipun. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perasaan-perasaan tersebut di dalam diri seorang murid.
a. Jenis-jenis mata pelajaran (Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris)
b. Tingkat kesuliltan dan tingkat kemudahan
c. Guru dan metodenya
d. Orang tua dan sarananya
e. Teman.

Salah satu faktor-faktor tersebut juga tentunya memiliki acuan sebagai faktor yang dapat dengan mudah merubah semua perasaan-perasaan muridnya tersebut. Benar, siapalagi kalau bukan GURU. Guru memiliki karakter sifat yang tidak menetap. Jika seorang sedang bercanda, muridnya pasti akan tertawa. Sedangkan apabila guru sedang marah, semua muridnya pasti akan diam, takut bahkan akan mengundang rasa dendam dan marah. Itu sebabnya setiap guru pasti memiliki metode-metode tertentu agar murid-muridnya menjadi selalu lebih dekat padanya. Akan tetapi, apabila seorang guru sudah mengangkat tangannya karena sikap-sikap muridnya tersebut, tentunya murid tersebut juga bisa dididik kembali lo..!!!, tanpa menggunakan paksaan atau sejenis lainnya. Salah satu metode ini adalah metode pendidikan dalam keluarga. Pendidikan dalam keluarga, memang sudah dilakukan oleh beberapa kepala-kepala keluarga kepada anaknya. Terlebih juga kepada anaknya yang masih usia balita (belum sekolah). Akan tetapi, sebenarnya apabila dalam keluarga tersebut mampu (cerdas) untuk mendidik salah satu anggota keluarganya (anak tersebut) pasti akan menjadi lebih baik, disiplin bahkan ”cerdas”. Dalam hal ini ada beberapa faktor-faktor penunjang yang dapat menguatkan program pendidikan dalam keluarga, agar lebih terjamin kualitas hasilnya.
a. Keluarga tersebut lebih akrab dan dekat keberadaannya daripada guru di sekolahnya.
b. Keluarga tersebut memiliki pengetahuan yang luas, wawasan yang tinggi dan jangan lupa metode-metode efektif dalam belajar/mendidik anaknya.
c. Serta keluarga tersebut juga mengetahui sifat, karakter semua perbuatan serta kebiasaannya (hal itu tentu dapat menunjang cara belajar agar lebih nyaman dan senang)

Pendidikan-pendidikan yang ada disekeliling kita, perlu dimanfaatkan. Apabila kita merasa bosan dengan pendidikan A, maka kita juga bisa mencoba pendidikan B dengan tetap mengedepankan pendidikan A. Dan yang paling penting kedua pendidikan tersebut harus saling berhubungan, tidak hanya pendidikan formal (umum) saja yang perlu kita tekuni. Pendidikan-pendidikan kursus, les, bahkan pengajian pun juga perlu dicoba dan ditekuni. Nah, agar hasil dari belajar kita pendidikan-pendidikan tersebut bisa bermanfaat, jangan lupa dengan ”UUD” (Usaha-Usaha dan Doa).

0 komentar:

Posting Komentar