around the world with science

welcome

Lembaran ilmu telah menanti tuk kita genggam, se-atom apapun ilmu dapat menghasut dunia,,, Ketika bumi pun semakin keriput, tak ada yang dapat dilakukan tanpa ilmu baik Qauliyah maupun Qauniyah, bila kita hanya menantikan do'a dan mu'jizat yang datang dari-Nya itu akan sia-sia, keberuntungan akan berpihak bagi siapa yang berfikir dan yang dikehendaki-Nya.

Misteri jilbab berkibar,,,,



“Kampung Suka Maju”. Ya itulah nama desa yang Fira tinggali selama ini. Walaupun terdengar “kampong”, tapi desa fira ini sudah seperti komplek lo…….., yang dekat sawah tentunya. Fira yang sekrang duduk dibangku SMP ini sangat senang sekali tinggal dikampungnya itu. Selain udara yang cukup sejuk dipagi hari, Fira pun juga telah banyak mendapat teman di kampungnya itu.
"Tapi,,,,," pikirnya.

Ada satu hal yang membuat Fira sigadis berjilbab itu duduk termenung.
“ya”, mengapa tidak ?, lebih dari 99% wanita yang berada dikampungnya itu tidak pernah memakai jilbab sama sekali walaupun seorang muslim. Belum lagi semua masjid yang ada di kampung Fira, walaupun banyak, tetap tidak tersentuh sedikitpun oleh warganya. Kecuali keluarga FIra dan Ani yang selalu mengurus dan memakainya.
“Entah apa yang membuat mereka begitu dosa ya Fir ?”, kata Ani.
“Hmm, sudahlah, besokkan kita sudah akan pulang ke rumah”, bujuk Fira.
“Oh iya Fir, aku lupa hehehe… ternyata kalau sudah terlalu lama di pesantren, jadi lupa juga ya sama kampung sendiri” Sambung ANi
“Udah 0udah pokoknya. Kita tidur dulu aja deh !”
“Ok Fir !”
Udara pagi yang begitu dingin, kembali membuat Ani dan Fira harus terbangun dan merelakan saat-saat istirahat yang paling menyenangkan bagi mereka. Belum lagi mereka juga harus berjalan 3 km untuk menuju ke terminal bias. Tentunya agar mereka bisa pulang ke kampung pujaan mereka. Setelah beberapa jam mereka berjalan dan berada di angkutan umum. AKhirnya mereka bisa kembali ke kampungnya.
Begitu sampai didepan gapura kampung,

“Allahu AKbar”, ya itulah kata pertama yang mereka ucapkan setelah turun dari bis kota. Satu demi satu sosok jilbab mengibari kampung Fira. Masjid yang dulunya hanya untuk pajangan semata, sekrang penuh sesak dipadati orang yang mau beribadah. Fira dan Ani benar-benar dibuat pusing karena keadaan kampungnya yang tingkat keimanannya meningkat tajam itu.
“Fir, bagaimana ?”, Tanya ANi.
“Hmm, begini saja minggu ini kita pokoknya harus mencari tahu tentang siapa bisa membuat kampung ini begitu berubah, bagaimana ?
“Setuju “, jawab Ani.
Satu per satu orang yang berada di kampungnya mulai mereka selidiki. Berbagai info dan kabarpun juga satu persatu mereka dapatkan. Setelah semua kabar digabungkan, ternyata ketika Ani dan Fira di pesantren ada seorang kakek-kakek dating di kampung itu. Beliau langsung mengajak semua orang untuk dating ke masjid. Tibanya dimasjid beliau juga langsung berkhotbah dan dilanjutkan sholat bersama. Dalam khotbahnya itu hamper semua isinya tentang islam tidak satupun ayng tidak menangis karena keindahan khotbah tersebut.
“Kalau benar begitu aku berharap suatu saat nanti aku bisa bertemu dengan beliau”, tungkas Fira.
“Kamu benar Fir, akupun juga menginginkan itu karena beliaulah kampung kita ini menjadi seperti surga, dan selalu dihiasi jilbab yang berkibar setiap harinya”, kata Ani.

0 komentar:

Posting Komentar